Minyak Bumi dan Bensin
Komposisi Minyak Bumi
Minyak bumi merupakan campuran dari berbagai macam hidrokarbon, jenis molekul yang paling sering ditemukan adalah alkana, sikloalkana, hidrokarbon aromatik, dan senyawa kompleks seperti aspaltena. Pada umumnya, minyak bumi mengandung 5 sampai 40 atom karbon per molekulnya, meskipun molekul dengan jumlah karbon lebih sedikit/lebih banyak juga mungkin ada di dalam campuran. Meskipun demikian, komponen minyak bumi juga tersusun atas senyawa lain seperti sulfur, oksigen, nitrogen, dan senyawa – senyawa yang mengandung konstituen logam (nikel, besi, dan tembaga).
Komposisi Minyak Bumi
Pembentukan minyak bumi dijelaskan berdasarkan teori anorganik dan teori organik:
Teori Anorganik
Teori anorganik dikemukakan oleh Berthelok (1866) yang menyatakan bahwa minyak bumi berasal dari reaksi kalsium karbida (CaC2) dan air menghasilkan asetilen
yang dapat berubah menjadi minyak bumi pada temperatur dan tekanan tinggi.
Teori Organik
Teori organik dikemukakan oleh Engker yang menyatakan bahwa minyak bumi terbentuk dari proses pelapukan dan penguraian jasad renik (mikroorganisme) yang hidup di laut jutaan tahun yang lalu dalam batuan berpori secara anaerob.
Pengolahan Minyak Bumi
Pengolahan tahap pertama
Pengolahan tahap pertama dilakukan dengan distilasi bertingkat, yaitu proses distilasi berulang-ulang sehinggadidapatkan berbagai macam hasil berdasarkan perbedaan titik didihnya. Hasil pada proses distilasi bertingkat ini meliputi dapat dilihat pada gambar skema berikut.
Pengolahan tahap kedua
Pada pengolahan tahap kedua, dilakukan berbagai proses lanjutan dari hasil penyulingan pada tahap pertama. Proses-proses tersebut meliputi:
1. Perengkahan (cracking)
Pada proses ini, dilakukan perubahan struktur kimia senyawa-senyawa hidrokarbon yang meliputi: pemecahan rantai, alkilasi (pembentukan gugus alkil), polimerisasi (penggabungan rantai karbon), reformasi (perubahan struktur), dan isomerisasi (perubahan isomer).
2. Proses ekstraksi
Pembersihan produk dengan menggunakan pelarut sehingga didapatkan hasil yang lebih banyak dan mutu lebih baik.
3. Proses kristalisasi
Proses pemisahan produk-produk melalui perbedaan titik cairnya. Misalnya, dari pemurnian solar melalui proses pendinginan, penekanan, dan penyaringan akan diperoleh produk sampingan lilin.
4. Pembersihan dari kontaminasi (treating)
Pada proses sebelumnya, sering terjadi kontaminasi (pengotoran). Hotoran ini harus dibersihkan dengan cara menambahkan soda kaustik (NaOH), tanah liat atau proses hidrogenasi.
Hasil proses tahap kedua ini dapat dikelompokkan berdasarkan titik didih dan jumlah atom karbon pembentuk rantai karbonnya.
2.1. Mutu Bensin
Bensin merupakan campuran dari n-heptana dan isooktana. Hualitas atau mutu bensin ditentukan berdasarkan bilangan oktan. Bilangan oktan, yaitu persentase isooktana yang terkandung di dalam bensin. Hal ini terkait dengan efisiensi pembakaran yang dilakukan oleh bensin terhadap mesin kendaraan. Homponen bensin berantai lurus menghasilkan energi yang kurang efisien, artinya banyak energi yang terbuang sebagai panas, bukan sebagai kerja mesin. Hal ini menyebabkan terjadinya ketukan pada mesin yang menyebabkan mesin menjadi cepat rusak. Semakin tinggi bilangan oktan, semakin baik proses pembakaran di dalam mesin. Bensin premium memiliki bilangan oktan 82, pertalite memiliki bilangan oktan 90, pertamax memiliki
bilangan oktan 92, pertamax plus memiliki bilangan oktan 95, pertamax turbu memiliki bilangan oktan 98, dan pertamax racing memiliki bilangan oktan 100.
Untuk meningkatkan bilangan oktan, bensin ditambakan suatu zat yang disebut TEL (Tetraetil Lead) atau tetraetil timbal (Pb(C2H5)4. Namun demikian, penggunaan TEL memberikan dampak yang tidak baik bagi kesehatan
manusia karena gas buangan kendaran bermotor menghasilkan partikel–partikel timbal. Untuk mengatasi hal tersebut, pada akhirnya penggunaan TEL digantikan dengan MTBE (Metil Tersier Butil Eter), yang memiliki fungsi sama untuk meningkatkan bilangan oktan, tetapi tidak melepaskan timbal ke udara.
2.2. Dampak Pembakaran Bahan Bakar dan Cara Mengatasinya
Dampak pembakaran bahan bakar mengakibatkan pelepasan berbagai zat yang dapat mengakibatkan pencemaran udara. Pembakaran yang tidak sempurna pada mesin kendaraan bermotor mengasilkan gas CO2, uap air, dan gas CO. Gas CO merupakan gas beracun yang sangat berbahaya karena menghambat pengikatan oksigen oleh darah, sehingga darah kekurangan oksigen. Akibatnya, kepala menjadi pusing. Terlalu lama berada di jalan dengan kadar CO yang sangat tinggi bisa mengakibatkan pingsan dan kematian. Oleh sebab itu, untuk mengatasi dampak pembakaran bahan bakar dapat dilakukan dengan cara sebagi berikut:
1. #Produksi bahan bakar yang ramah lingkungan, seperti tanpa adanya Pb.
2. Penggunaan EFI (Electronic Fuel Injection) pada sistem bahan bakar.
3. Penggunaan konverter katalitik pada sistem buangan kendaraan.
4. Penghijauan atau pembuatan taman kota.
5. Penggunaan bahan bakar alternatif yang dapat diperbaharui dan yang lebih ramah lingkungan, seperti tenaga surya dan sel bahan bakar (fuel cell).
2.3. Senyawa Hidrokarbon dalam Kehidupan Sehari – Hari
Senyawa hidrokarbon dalam kehidupan sehari–hari sebagaian besar merupakan senyawa–senyawa derivat kompleks hidrokarbon. Dalam bidang pangan, senyawa hidrokarbon kita kenal dalam bentuk senyawa–senyawa berikut:
Karbohidrat
Protein
Lemak
Pada bidang sandang, senyawa hidrokarbon terdapat dalam bentuk senyawa makromolekul Seperti: Nilon, Dakron, Rayon, Sutra, Hapas, Wol dll.
Sementara itu, untuk kebutuh papan, senyawa hidrokarbon banyak digunakan dalam berbagai macam bentuk:
#Fiber digunakan sebagai bahan baku pembuatan genteng
Polivinilklorida (PVC) digunakan sebagai bahan baku pembuatan pipa paralon
Polimer vynil digunakan sebagai bahan baku pembuatan kursi, stop kontak, dan desain interior mobil
Nilon digunakan sebagai bahan baku pembuatan sikat gigi
Poliisoprena digunakan sebagai bahan baku pembuatan ban mobil
Melamin dan teflon digunakan sebagai bahan baku pembuatan peralatan dapur
Minyak bumi merupakan campuran senyawa hidrokarbon yang merupakan salah satu sumber energi utama yang digunakan untuk bahan bakar rumah tangga, kendaraan bermotor, dan mesin industri.